Senin, 01 September 2008

Catatan Setahun Setelah Ganti Hati (2)

Was-Was Tergoda Masakan Pedas India

Dua hari terakhir menjelang satu tahun itu, tantangannya lebih besar. Bukan saja saya harus ke India yang lagi musim hujan, tapi juga harus menghadapi makanan India yang serba pedas. Bukankah lombok paling pedas di dunia ada di India? Lombok itu namanya Bhut Jokolia yang artinya lombok setan. Pedasnya sampai 1.080.000 SHU. SHU adalah satuan pedas, sebagaimana celsius untuk temperatur. Di Indonesia, lombok yang paling pedas hanya 300.000 SHU.
Maka selama di India saya harus hati-hati. Paling-paling saya hanya makan kare ayam. Atau ayam kare. Atau kare dan ayam. Mulai besok, karena sudah lewat satu tahun, baru saya akan mencoba makanan India yang lain pelan-pelan.
Ketika dalam perjalanan ke Metro TV pun saya sudah was-was. Hujan lebat melanda Jakarta. Saya sangat khawatir itu akan membuat saya flu. Tapi ternyata saya bisa menghindari hujan berkat mobilnya bisa langsung masuk ke studio.
Malam itu, saya dijemput satu keluarga di bandara Jakarta untuk diantar ke studio dan setelah acara selesai diantar kembali ke bandara untuk terus ke India. Keluarga itu punya masalah dengan anak lelakinya yang terkena sakit liver. Berbagai dokter sudah didatangai termasuk selama sebulan di Singapura. Karena sakitnya tidak beres, keluarga itu ngotot ingin bertemu saya. Tapi waktu saya ya hanya antara bandara-MetroTV-bandara.
Di sepanjang perjalanan itulah kami mengobrol tentang menyakit anaknya. Lalu kami sepakat untuk pergi bersama-sama mencari jalan keluar yang lebih tepat dua minggu lagi.
Malam itu program Kick Andy mengundang orang-orang yang merasa terinspirasi dari menonton program itu. Salah satunya yang merasa terinspirasi setelah menonton topik Ganti Hati yang menampilkan saya beberapa bulan lalu. Namanya Ayu dari Malang. Dia sudah tiga kali mencoba bunuh diri karena merasa tidak mampu keluar dari kemelut hidupnya. Antara lain karena hamil di luar nikah. Bahkan dia bertekat akan bunuh diri sampai berhasil.
Tapi setelah menonton penayangan “ganti hati” dia urungkan niat bunuh diri. Dia justru menyatakan akan mendonorkan bagian mana saja dari tubuhnya yang diperlukan orang lain. “Hidup ternyata tidak pernah sia-sia,” kata ayu. Saya tidak tahu kapan rekaman itu akan ditayangkan karena belum lagi rekaman selesai saya sudah harus kembali ke bandara untuk langsung ke India.
Memang selama setahun ini, banyak sekali orang yang bertanya mengenai berbagai penyakit kepada saya. Tentu selalu saya tegaskan bahwa saya ini bukan dokter. Tapi mereka minta saya ikut membantu saran. Maka tiada hari tanpa telepon atau SMS dari orang yang memerlukan pemikiran seperti itu. Beberapa di antaranya langsung minta diantarkan menjalani operasi. Sebagian sudah pada pulang. Dua orang di antaranya kini lagi di Tianjin menunggu pulang. Operasinya sudah berhasil.
Sebenarnya saya akan melewatkan satu tahun ganti hati di Tiongkok. Di samping check up satu tahunan, juga menonton pembukaan Olimpiade. Tapi ternyata saya harus ke India sehingga tepat tanggal 6 Agustus saya berada di belahan utara India. Mudahan pagi ini kerusuhan merada dan bandara tetap dibuka. Kalau tidak maka saya akan langsung saja terbang ke Gujarat.
Kini saya memang lagi menulis buku yang akan saya beri judul “Hati Baru”. Inilah buku yang akan berkisah tentang bagaimana saya merawat dan menjaga hati baru saya selama satu tahun penuh sehingga bisa melewati tahun pertama yang amat menentukan gagal atau tidaknya ganti hati ini. Di buku itu juga akan saya ceritakan kesalahan apa saja yang pernah saya lakukan selama satu tahun ini. Sebenarnya saya ingin bulan ini buku itu terbit, tapi karena kesibukan yang padat membuatnya tertunda. Sampai hari ini baru selesai separonya. Mungkin baru bulan depan bisa hadir ke publik.

Tidak ada komentar: